Kamis, 08 Oktober 2009

video tutorial microsoft ofice

Sebagian pengguna komputer pasti sudah mengenal sebuah rangkaian aplikasi pengolahan data milik Microsoft, Microsoft Office dan untuk saat ini, Microsoft Office masih mendominasi pasar. User merasa termanjakan oleh Microsoft Office dengan segala kemudahannya walaupun harus berurusan dengan harga lisensi penggunaan software dari Micsrosoft yang cukup tinggi.

Lain halnya dengan program yang hampir sama dengan Microsoft Office yakni open source gratis, OpenOffice.org. OpenOffic.org atau yang disebut ooo (atau oo.o) yang dikembangkan oleh Sun Microsystems. Program di dalamnya yang sering dipergunakan oleh user seperti OpenOffice Calc, OpenOffice Writer, OpenOffice Impress, dan sebagainya.

Walaupun keduanya memiliki fungsi yang sama, tapi tahukah Anda dimana perbedaannya?

Dalam OpenOffice.org terdapat source code yang tersedia secara gratis. Source code yang gratis dapat dimanfaatkan siapa saja selama menuruti aturan legal yang ada di OpenOffice.org, jika mungkin suatu saat pengembang program dari OpenOffice.org sudah tidak ingin mengembangkannya lagi. Pengembangannya juga tidak perlu repot seperti Microsoft Office yang harus membayar lisensi untuk kesahihan sehingga user tidak perlu bergantung kepada perusahaan pengembang.

OpenOffice.org sangat compatible untuk penyimpanan dari dokumen lain seperti dokumen dari Microsoft Office, WordPerfect, Lotus dan AutoCad sehingga user dapat bekerja dalam berbagai format dokumen. Dokumen OpenOffice juga dapat diekspor ke format dokumen lain seperti PDF atau Flash tanpa memerlukan program tambahan. Sementara Microsoft Office memang memiliki fitur “Save As PDF”, namun sepertinya agak lebih lambat kemunculannya dibandingkan OpenOffice.org.

Selain itu OpenOffice juga bekerja di banyak platform system operasi seperti Linux, Windows, Macintosh, Unix, BSD, Solaris dan lain-lain sehingga user tidak perlu bingung jika suatu saat harus mengganti system operasi. Berbeda dengan Microsoft Office yang hanya bekerja pada platform Windows dan Macintosh, sehingga ketika harus berganti system operasi selain Windows dan Macintosh, user tidak bisa menjalankan Microsoft Office lagi.

Untuk masalah macro, dengan OpenOffice.org dapat membangun macro dengan berbagai bahasa pemrograman seperti Javascript dan Phyton, selain OpenOffice.org Basic. OpenOffice.org juga mendukung database yang luas seperti ODBC, JDBC dan ada yang mirip dengan Microsoft Access. Tentunya, dukungan fitur OpenOffice.org akan terus bertambah hingga mungkin suatu saat akan menyamai posisi Microsoft Office.

http://showmedo.com/videos/video?name=1260050&fromSeriesID=126

Tidak ada komentar: